Minggu, 18 Agustus 2013

ANTIBODI

Sistem Kekebalan Tubuh Buatan
Sebagian besar dari kekebalan disebabkan oleh suatu  sistem imun khusus. Sistem imun tersebut membentuk antibodi atau  limfosit yang diaktifkan dan akan menghancurkan organisme atau toksin tertentu. Kekebalan semacam ini disebut kekebalan buatan. Kekebalan buatan dapat dilakukan dengan pemberian imunisasi atau vaksin.
Sistem Kekebalan Tubuh Buatan
Sistem Kekebalan Tubuh Buatan
 Imunisasi diartikan pengebalan (terhadap penyakit). Kalau dalam istilah kesehatan imunisasi diartikan pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Biasanya imunisasi bisa diberikan dengan cara disuntikkan maupun diteteskan pada mulut anak balita (bawah lima tahun).  Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi.
Antibodi ini berfungsi melindungi tubuh terhadap penyakit. Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak. Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius,  sekarang ini sudah jarang ditemukan.
Kekebalan buatan sering dapat memberikan perlindungan yang hebat. Contohnya, kekebalan buatan dapat melindungi tubuh dari efek toksin tetanus sampai 100.000 kali dari dosis.  Toksin tetanus dapat menimbulkan kematian bila tidak ada kekebalan.
Adapun jenis-jenis imunisasi adalah sebagai berikut:

a. Imunisasi BCG

  Vaksinasi BCG memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit tuberkulosis (TBC). BCG diberikan 1 kali sebelum anak berumur 2 bulan.  Vaksin ini mengandung bakteri Bacillus calmette-guerrin hidup yang dilemahkan, sebanyak 50.000-1.000.000 partikel/dosis.

b. Imunisasi DPT

 Imunisasi DPT adalah suatu  vaksin three in one yang melindungi tubuh terhadap difteri, pertusis, dan tetanus.  Difteri adalah suatu infeksi bakteri yang menyerang tenggorokan dan dapat menyebabkan komplikasi yang serius atau fatal.  Pertusis (batuk rejan) adalah infeksi bakteri pada saluran udara yang ditandai dengan batuk hebat yang menetap serta bunyi per-napasan yang melengking. Pertusis berlangsung selama beberapa minggu dan dapat menyebabkan serangan batuk hebat sehingga anak tidak dapat bernapas, serta makan atau minum. Pertusis juga dapat menimbulkan komplikasi serius, seperti pneumonia, kejang, dan kerusakan otak.  Teta-nus adalah infeksi bakteri yang bisa menyebabkan kekakuan pada rahang serta kejang.

c. Imunisasi DT

 Imunisasi DT memberikan kekebalan aktif terhadap toksin yang dihasil-kan oleh kuman penyebab difteri dan tetanus. Vaksin DT dibuat untuk keperluan khusus, misalnya pada anak yang tidak boleh atau tidak perlu menerima imunisasi pertusis, tetapi masih perlu menerima imunisasi difteri dan tetanus.

d. Imunisasi TT

 Imunisasi tetanus (TT, tetanus toksoid) memberikan kekebalan aktif ter-hadap penyakit tetanus. ATS (Anti Tetanus Serum) juga dapat digunakan untuk pencegahan (imunisasi pasif) maupun pengobatan penyakit teta-nus.

e. Imunisasi campak

 Imunisasi campak memberikan kekebalan aktif terhadap penyakit campak (tampek). Imunisasi campak diberikan sebanyak 1 dosis pada saat anak berumur 9 bulan atau lebih.

f. Imunisasi MMR

 Imunisasi MMR memberi perlindungan terhadap campak,  gondongan, dan  campak Jerman. Imunisasi ini disuntikkan sebanyak 2 kali. Campak menyebabkan demam, ruam kulit, batuk, hidung meler, dan mata berair. Campak juga menyebabkan infeksi telinga dan pneumonia. Campak juga bisa menyebabkan masalah yang lebih serius, seperti pembengkakan otak dan bahkan kematian. Gondongan menyebabkan demam, sakit kepala, dan pembengkakan pada salah satu maupun kedua kelenjar liur utama yang disertai nyeri. Gondongan bisa menyebabkan meningitis (infeksi pada selaput otak dan korda spinalis) dan pembengkakan otak.
Kadang gondongan juga menyebabkan pembengkakan pada buah zakar sehingga terjadi kemandulan. Campak Jerman (Rubella) menyebabkan demam ringan, ruam kulit, dan pembengkakan kelenjar getah bening leher.  Rubella juga bisa menyebabkan pembengkakan otak atau gangguan perdarahan.

g. Imunisasi Hib

 Imunisasi Hib membantu dalam mencegah infeksi oleh Haemophilus in uenza tipe b. Organisme ini bisa menyebabkan  meningitis,  pneumonia, dan infeksi tenggorokan berat yang bisa menyebabkan anak tersedak.

h. Imunisasi varisella

 Imunisasi varisella memberikan perlindungan terhadap cacar air. Cacar air ditandai dengan ruam kulit yang membentuk lepuhan, kemudian secara perlahan mengering dan membentuk keropeng yang akan mengelupas.

i. Imunisasi HBV

 Imunisasi HBV memberikan kekebalan terhadap hepatitis B. Hepatitis B adalah suatu infeksi hati yang bisa menyebabkan kanker hati dan kematian.

j. Imunisasi pneumokokus konjugata

 Imunisasi pneumokokus konjugata melindungi anak terhadap sejenis bakteri yang sering menyebabkan infeksi telinga. Bakteri ini juga dapat menyebabkan penyakit yang lebih serius, seperti meningitis dan bak-teremia (infeksi darah).

Antibiotik Alami


Antibiotik Alami

bawang merah Antibiotik Alami Beritacyber -Selama dekade terakhir pengobatan modern dan obat-obatan berlebihan telah membuat bakteri kebal terhadap antibiotik. Oleh karena itu saat ini dokter makin jarang memberikan antibiotik.
Jika Anda diberikan antibiotik, itu berarti Anda benar-benar membutuhkannya untuk melawan infeksi. Namun kalau hanya untuk penyakit ringan, batuk dan flu, serta meningkatkan sistem kekebalan tubuh, ada banyak makanan, herbal dan ekstrak tumbuhan yang bermanfaat.
Berikut adalah lima antibiotik alami untuk Anda coba:
Bawang merah
Bumbu dapur yang satu ini memiliki kandungan belerang (yang memberikan bau kuat dan rasa khas) dipercaya mengandung zat diuretik dan antibakteri. Sirup yang terbuat dari bawang merah bekerja sebagai ekspektoran (membantu mengeluarkan lendir dan bahan lainnya dari paru-paru, bronkus, dan trakea) untuk batuk yang membandel. Juga dapat membantu meningkatkan aliran darah serta berfungsi melawan radang.
Bawang putih
Zat kimia allicin membuat bawang putih memiliki rasa dan bau yang kuat serta memiliki zat therapeutic (pengobatan atau terapi yang menyembuhkan penyakit atau mengurangi rasa sakit). Sebagai salah satu tanaman obat tertua, bawang putih digunakan di banyak kebudayaan sebagai antibiotik alami dan karena kemampuannya melawan demam dan flu. Hasil penelitian menunjukkan, bawang putih juga dapat menurunkan tekanan darah dan mengurangi kadar kolesterol. Ditambah lagi, hasil penelitian baru-baru ini menemukan bahwa bawang putih lebih efektif mengobati keracunan makanan daripada obat-obatan standar lainnya.
Teh hijau
Meskipun bukan antibiotik yang cukup kuat, namun teh hijau dalam penelitian ilmiah dapat membantu kinerja antibiotik. Selain tinggi kandungan antioksidan dan secara umum bermanfaat buat tubuh, teh hijau juga rendah kafein dan dapat membuat bakteri rentan terhadap antibiotik.
Madu
Madu bagus untuk luka dan infeksi, terutama madu Manuka, dari lebah yang secara eksklusif diberikan tanaman manuka di Selandia Baru dan Australia. Madu tersebut juga terkenal mengandung antibiotik. Mengandung enzim antimikroba yang mengeluarkan hidrogen peroksida, madu dapat menghalangi pertumbuhan bakteri dan digunakan untuk mengobati infeksi bakteri internal dan eksternal, termasuk radang perut. Setetes madu Manuka ampuh mengobati infeksi.
‘Echinacea’
Sebagai ekstrak tumbuhan, Echinacea digunakan untuk melawan berbagai gigitan serangga, bakteri dan virus. Juga merangsang sistem kekebalan tubuh agar sel darah putih dapat lebih efektif melawan infeksi. Hasil penelitian menunjukkan konsumsi suplemen Echinacea secara rutin dapat mengurangi peluang terkena pilek sekitar 58 persen dan akan mengurangi peluang terkena penyakit. Namun efektivitasnya dapat berkurang, jadi disarankan untuk mengonsumsinya hanya selama beberapa pekan, terutama selama sakit di musim dingin dan jika kamu merasa daya tahan tubuhmu menurun.